Pengalaman Lucu dan Konyol di Leeds
Masih membekas dalam ingatan saya pengalaman lucu dan konyol ini yang terjadi
pada hari Jumat, 14 Juni 2019 di Leeds, Inggris. Jadi, sudah menjadi
rutinitas saya waktu itu, setiap pagi saya pergi berolahraga ke gym pukul
07.30 – 08.30. Seperti pagi biasanya, sebelum saya berangkat ke gym saya
menyiapkan botol air minum kosong (nanti bisa diisi disana), memakai kaos olahraga,
dan sepatu olahraga. Dari rumah, saya berangkat pukul 07.15 karena jarak yang
ditempuh kesana sekitar 15 menit dengan berjalan kaki. Selama berolahraga, saya
tidak menemukan masalah. Pukul 08.30, saya menyudahi olahraga dan pulang ke rumah.
Dengan waktu tempuh pulang 15 menit, maka saya tiba dirumah pukul 08.45. Namun,
tepat di depan pintu rumah, ketika saya hendak mengambil kunci rumah didalam
tas, saya melihat tas saya dalam kondisi terbuka. Parahnya, saya tidak bisa
menemukan kunci di dalam tas itu. Hal yang langsung terlintas di kepala saya
pada waktu itu adalah kuncinya mungkin jatuh dijalan atau tertinggal di locker
tempat saya menaroh tas di gym. Maka, saya buru – buru kembali ke gym
sambil melihat jalanan karena mungkin saja kuncinya terjatuh. Tapi, saya
tidak bisa menemukan kuncinya di jalan dan di locker tempat saya menaroh
tas pun tidak ditemukan. Lalu dimana kuncinya?
Beberapa menit saya melamunkan
apa yang terjadi dan munculah kemungkinan kedua. Kemungkinan kedua adalah saya
tidak membawa kunci ketika berangkat ke gym pagi itu. Maka saya pun
langsung buru – buru ke rumah dan berharap housemates saya ada disana. Begitu
sampai rumah saya memencet bel berkali – kali. Tidak ada jawaban dari mereka. Saya
mencoba kirim pesan melalui WhatsApp ke Raluca, Chau, dan Aidan. Mereka
adalah housemates saya yang tinggal serumah. Pertama saya
tanya ke Raluca apakah dia sedang bekerja hari itu sekaligus menanyakan dimana
dia bekerja karena saya berencana meminjam kunci rumahnya untuk masuk. Beberapa
menit kemudian Raluca membalas pesan saya. Dia bilang dia sedang cuti kerja dan
sedang dalam perjalanan ke Liverpool. Bahkan dia berencana menginap di Liverpool
dan kembali ke Leeds hari senin. Setelah saya gagal mendapat pertolongan
dari Raluca saya coba menghubungi Chau. Karena saya tahu Chau tidak bekerja, saya
hanya menanyakan apakah dia ada di kampus dan apakah saya bisa meminjam kunci
rumahnya. Selang 2 menit, Chau membalas, “Sorry, Wawan. I won’t be back until
Sunday.” Chau pun tidak bisa membantu. Harapan terakhir saya adalah Aidan.
Aidan ini dulunya mahasiswa University of Leeds, tapi dia memutuskan
untuk berhenti kuliah karena suatu hal dan memilih bekerja. Tanpa basa – basi saya
langsung menanyakan apakah saya bisa meminjam kunci rumahnya. Tapi kali ini
tidak ada balasan dari Aidan, bahkan pesan di WhatsApp-nya tidak
terkirim (ceklis 1). Saya mencoba telfon ke nomornya tapi tidak diangkat. Saya
menduga, Aidan sedang fokus bekerja dan tidak memegang telpon genggamnya. Atau
bisa jadi dia pun nanti akan pulang hari minggu atau senin. Lucunya, saya pun
tidak bisa mengubungi nomor kontak landlord saya. Jadi, Mr. Keith, landlord
saya meninggal pada bulan Mei. Nomor yang saya simpan adalah nomornya yang
sudah tidak aktif dan saya lupa menanyakan nomor istrinya yang sekarang
mengambil alih sebagai landlord rumah yang saya tinggali. Rumah yang
saya tinggali ini pun dijual oleh istri Mr. Keith dan sudah ada yang membeli.
Tepat di depan rumah saya sudah ada papan pengumuman yang bertuliskan sold. Saya
pun semakin bingung.
Kurang lebih sekitar 10 menit saya berdiri didepan rumah dalam kondisi memakai
pakaian olahraga dan sweater. Dompet pun tidak saya bawa. Didalam tas cuma
ada sebotol air minum dan telepon genggam. Saya cek handphone saya dan
mencoba menghubungi teman – teman saya. Pertama saya menghubungi Babayo, teman
saya dari Nigeria. Ketika saya menjelaskan apa yang terjadi dia bilang dia
sedang tidak di rumah. Dia berada di city centre dan akan pulang siang hari.
Niat awal untuk pergi kerumahnya pun pupus. Lalu saya menghubungi Roohi, teman
saya dari India. Roohi pun tidak bisa berbuat apa – apa karena dia sedang
belajar di perpustakaan. Kemudian munculah ide untuk pergi ke kampus. Dalam
perjalanan ke kampus saya terus berpikir dan mencari solusi. Setibanya di
kampus, saya masuk ke perpustakaan Brotherton. Disitu saya duduk dan
merenung. Apa yang harus saya lakukan?
Tiba – tiba muncul pesan dari Raluca. “Wawan, text those from the agency,
they also have the keys.” Entah kenapa saya tidak terpikirkan sama sekali
tentang ini. Tidak menunggu lama, saya pun mencoba cek pesan masuk email saya
dari agen yang membantu menjualkan rumah Mr. Keith. Begitu saya temukan, saya langsung menghubungi mereka
dan menjelaskan soal kunci saya yang mungkin tertinggal di dalam rumah ini. Alhamdulillah,
mereka merespon cepat dan bilang kalau mereka memiliki kunci cadangan rumah
saya. Saya senang sekali mendengar kabar itu, tapi kemudian mereka pun mengirimi
saya pesan lagi dan bilang kalau kunci bisa diambil dengan menunjukan kartu
identitas. Masalahnya adalah dompet saya pun tertinggal. Lalu?
Saya langsung menjawab email kedua mereka dan bilang kalau saya
tidak membawa dompet dan tidak bisa menunjukan kartu identitas. Untungnya, mereka tidak mempermasalahkan itu dan kemudian bilang kunci cadangan bisa diambil di kantornya sebelum jam 17.00
sore. Lalu, saya pun menanyakan alamat kantornya dan mereka memberikan alamat
itu. Begitu saya lihat alamatnya melalu google maps ternyata alamatnya
lumayan jauh dan daerah tersebut belum pernah saya kunjungi sebelumnya, maka
untuk bisa sampai kesana saya harus melihat google maps. Baru saja saya
berjalan sekitar 3 menit tiba – tiba handphone saya mati total.
Baterainya habis dan tidak bisa dinyalakan lagi. Lalu, bagaimana saya pergi ke
kantor agen itu tanpa google maps?
Saya kembali ke perpustakaan dan duduk memikirkan lagi solusi lainnya. Yang
jelas, saya harus pergi ke kantor agen itu dan sebelumnya charging baterai
handphone saya ini. Handphone saya ini harus di charge dengan
charger kaki dua (Indonesian version), maka saya pun bergegas ke
rumah teman Indonesia saya (Rinia, Wilda, dan Mbk Inka) dengan kondisi yang
sudah lelah karena pagi itu saya belum sarapan dan baru saja selesai berolahraga.
Begitu sampai rumah mereka (untungnya
saya hafal alamatnya dan tidak perlu melihat google maps), saya
memencet bel dan Mbk Inka membuka pintu. Saya sedikit menjelaskan apa yang
terjadi, intinya saya mau meminjam charger handphone mereka. Dirumah
mereka saya sedikit mengisi perut dengan kue bolu dan minum air putih, setelah
baterai sudah terisi sekitar 30%, saya memesan uber dari rumah mereka
dan menuju ke kantor agen. Akhirnya tiba juga di kantor agen itu, saya kemudian
dipinjamkan kunci cadangan itu dan kembali memesan uber untuk pulang ke
rumah. Sesampainya dirumah, saya membuka pintu depan dengan kunci cadangan dan
langsung naik ke lantai 3 tepat dimana kamar saya berada. Ternyata, kuncinya
masih tergantung di kamar saya. Jadi, saya memang tidak membawa kunci saat pergi
ke gym pagi itu. Jam sudah menunjukan pukul 13.00, saya pun belum sempat
makan dan langsung bergegas pergi lagi untuk sholat Jumat. Selepas sholat
Jumat, ditemani teman saya, Babayo, saya mengembalikan kunci cadangan itu dan
kembali ke rumah.
Komentar
Posting Komentar